Mahasiswa unusa berintelektual dengan anti kekerasan seksual
Materi dari Hafid algristian.dr.,sp.KJ. dengan Tema :Mahasiswa unusa berintelektual dengan anti kekerasan seksual
Intelektualitas yang tinggi tidak menjamin seseorang tidak melakukan kekerasan seksual. Kemampuan intelektual mesti dilengkapi dengan penerapan nilai agama dalam kehidupan keseharian.kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan, setidaknya bisa menjadi gambarannya.
Untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual, ternyata tidak cukup dengan hanya intelektualitas yang tinggi. Tetapi, butuh dilengkapi dengan internalisasi nilai-nilai agama. Pihaknya yakin, semua agama pasti mengecam tindakan kekerasan seksual, karena perbuatan tercela dan tidak manusiawi.
Yang agama Islam harus didampingi,dan semua agama harus didampingi oleh guru- agama, yang notabenenya benar-benar guru agama. bukan identitasnya saja guru agama, kalau hanya identitas, jangan-jangan malah pelakunya dari mereka yang berkedok agama.
Sebab, menyembunyikan kasus seperti ini sama dengan mengabaikan hak-hak korban. Padahal dampak yang ditanggung sebagai korban kekerasan seksual, atau bulliying tidak ringan.
Akhirnya apa? Penyintas itu merasa nggak diuwongke (tidak dimanusiakan). Merasa nggak punya teman. mereka sudah menjadi korban, mereka sudah beritikad baik melaporkan, mereka ingin hidup normal, ternyata masih diabaikan. Seandainya pun ditangani, butuh bulan-bulanan, bahkan tahunan. Maka ini tugas kita bersama, untuk meniadakan kekerasan seksual dan bulliying.
Stop bulliying !!!
Pengaruh bulliying itu sangat besar dan juga berefek sangat besar, mulai dari seorang anak yang tak berani mengungkapkan apa yang di rasa dan mulai manjauhkan diri dari orang orang sekitar, karna tingkat kepercayaan dirinya mulai menurun karna efek dari bullying
Balas dendam yang baik adalah berubah menjadi lebih baik.
Komentar
Posting Komentar